BLOKSUMATERA.COM – Sebanyak 12 warga negara Bangladesh ditemukan aparat kepolisian di sebuah hotel di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (6/8/2025). Mereka diduga menjadi korban jaringan perdagangan orang (human trafficking) lintas negara yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara.
Penemuan belasan warga asing tersebut bermula dari laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan di salah satu hotel di kawasan pusat Kota Kupang. Tim gabungan dari Subdirektorat IV Unit Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTT bersama Bareskrim Polri kemudian melakukan pemeriksaan di lokasi.
Hasilnya, polisi menemukan 12 warga Bangladesh yang tengah menginap di hotel tersebut tanpa didampingi pihak resmi dari kedutaan atau agen perjalanan.
Direktur Reskrimum Polda NTT Kombes Patar Silalahi membenarkan temuan itu. Ia mengatakan, pihaknya kini tengah menelusuri jaringan penyelundupan yang membawa para WNA tersebut masuk ke wilayah Indonesia.
“Pelaku penyelundupan orang masih dalam penyelidikan oleh Subdit IV Unit TPPO di Surabaya,” kata Kombes Patar kepada wartawan, Kamis (7/8/2025).
Dari hasil pemeriksaan sementara, para WNA itu diketahui masuk ke Indonesia tanpa melalui jalur resmi imigrasi, meski masing-masing memiliki paspor sah.
Menurut Patar, mereka diselundupkan dari Malaysia menuju Pulau Sumatera menggunakan jalur laut. Setelah itu, kelompok tersebut dibawa ke Surabaya, Jawa Timur, dan menetap di sana selama kurang lebih lima bulan sebelum akhirnya diterbangkan ke Kupang.
“Mereka tiba di Kupang sekitar tiga atau empat hari lalu dan menginap di hotel tersebut sebelum ditemukan petugas,” ungkap Patar.
Polisi menduga, Kupang hanyalah lokasi transit sementara sebelum para korban diberangkatkan menuju negara tujuan, yang kemungkinan besar adalah Australia atau wilayah Pasifik lainnya.
“Tim kepolisian masih mengambil keterangan untuk memastikan tujuan mereka, apakah ke Australia atau ke negara lain,” tambahnya.
Hingga kini, seluruh warga Bangladesh tersebut masih diamankan di Mapolda NTT untuk dimintai keterangan secara mendalam. Polisi juga telah berkoordinasi dengan Imigrasi Kupang dan Kementerian Luar Negeri guna memastikan status keimigrasian serta perlindungan hukum terhadap para korban.
Selain itu, tim gabungan sedang menelusuri kemungkinan adanya pelaku perekrut atau agen penghubung di wilayah Surabaya yang terlibat dalam jaringan penyelundupan manusia internasional.
Patar menegaskan, kasus ini menjadi perhatian serius kepolisian karena melibatkan lintas wilayah dan diduga terorganisasi dengan rapi.
“Kami berkomitmen menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam praktik penyelundupan manusia. Ini bagian dari komitmen Polri memberantas tindak pidana perdagangan orang,” tegasnya.
Temuan ini menambah daftar panjang kasus perdagangan orang di wilayah Nusa Tenggara Timur, yang kerap dijadikan jalur transit menuju Australia karena letak geografisnya yang strategis. Kepolisian berencana meningkatkan patroli di pelabuhan dan bandara untuk mencegah peristiwa serupa terulang. Sementara itu, pihak kedutaan Bangladesh di Jakarta juga dikabarkan telah dihubungi untuk membantu penanganan para korban.(J J)










